You are currently viewing Spiritualitas Dalam Fiksi Paulo Coelho
Paulo Coelho

Spiritualitas Dalam Fiksi Paulo Coelho

(Last Updated On: 30 September 2021)

Paulo Coelho sering ditafsirkan sebagai penulis spiritual dibanding penulis sastra. Karyanya Alkemis walaupun merupakan sebuah fiksi berbentuk novel  lebih dianggap sebagai sebuah buku spiritualitas. Dalam novel tersebut pengalaman spiritualitas tercermin sebagai metafora dalam dialog dan peristiwa.

“Sipapun dirimu, apapun yang kau lakukan, kalau engkau sungguh-sungguh menginginkan sesuatu, itu karena hasrat tersebut bersumber dari jiawa jagat raya. Dan saat engkau menginginkan sesuatu, seluruh jagat raya bersatu padu untuk membantumu meraihnya – Kutipan Dari Alkemis”

Untuk lebih mendalami jalan pikiran Paulo Coelho, sebuah artikelnya yang berjudul “Spiritualitas Dalam Fiksi”  dapat dikatakan semacam autobiografi mininya dalam dunia kepenulisan.

Pertamakali saya tinggal di San Fransisco adalah pada awal 1970-an. Sebagai seorang hippie, saya menjelajahi Amerika. Ketika memulai perjalanan dengan dua ratus dollar AS di saku dan tiba di Meksiko dengan uang yang tersisa hanya seratus dollar. Ini pengalaman fantastis karena saat itu saya tidak bisa berbicara dalam bahasa Inggris. Namun, ada solidaritas dari sesama anak muda yang melakaukan perjalanan sehingga dapat membantu saya melintasi negeri tersebut dan pergi sejauh itu.

Saya selalu bermimpi ingin menjadi penulis, tetapi ketika mengatakannya kepada ibu saya bahwa saya ingin menulis buku dan menjadi penulis, ia berkata, “Baiklah, kau tentu dapat melakukannya, tetapi yang pertama harus kau lakukan adalah menyelesaikan sekolah hukum, menjadi pengacara, dan kemudian kau akan mampu menulis di waktu senggangmu”.

Sayapun merasa bingung dengan apa yang harus saya lakukan karena kita tidak dapat memungkiri bahwa kita kadang merasa kawatir dengan masa depan. Namun kemudia datang generasi hippie yang memberi saya kekuatan untuk menghentikan semuanya, berhenti sekolah hukum dan mengikuti mimpi saya.

BACA   Perangkat Lunak Kolaborasi Untuk Remote Office & Paperless : Bekerja Secara Online dan Tanpa Kertas

Namun, saya belum menulis buku hingga tahun 1986 ketika saya menulis buku pertama yang diterbitkan dengan judul The Pilgrimage. Selanjutnya saya menulis untuk televisi, koran, bahkan lirik untuk lagu-lagu rock, yang sangat populer di Brazil.

Saya menulis buku pertama saya The Pilgrimage ketika berusia sekitar tiga puluh delapan tahun. Kini, usia saya empat puluh delapan tahun.

Saya berusaha membangun inti pencarian saya dengan membaca, inilah pencarian spiritual saya yang mendasar.

Saya tidak punya apa pun untuk mengajar dan menjelaskan perihal jagat raya. Saya tidak percaya pada penjelasan-penjelasan tentang jagat raya, tapi saya sendiri memiliki sesuatu untuk dibagikan.

Di antara banyak buku saya, The Pilgrimage adalah perjalanan saya sendiri menuju Santiago del Compostella. Saya berjalan dari Prancis ke Spanyol selama lima puluh enam hari. Inilah pengembaraan saya di jalan yang suci itu, jalan yang sangat kuno.

Sementara itu, The Alchemist adalah fabel tentang pentingnya kita mengikuti mimpi-mimpi kita, sedangkan melalui The Valkyries saya berusaha membagi pengalaman tinggal di Gurum Mojave bersama istri selama empat puluh hari.

Summary
Review Date

Visikata

Sekolah Online Visikata: Belajar Menulis Online, Pelatihan Penulisan Online, Membuat Web Bisnis

Leave a Reply