Penulis muda usia bukan menjadi hambatan untuk menghasilkan karya yang hebat dan besar. Banyak pengarang-pengarang besar dunia dengan karyanya yang fenomenal justru muncul pada saat mereka baru berkarya.
Seorang penulis “Larston D. Farrar” mengumpulkan kisah-kisah penulis muda yang menghasilkan karya mereka yang hebat yang dikenal hingga saat ini.
Sir Thomas Wyatt meraih gelar MA dari St. John’s College, Cambridge, pada usia tujuh belas tahun. Sajak-sajaknya banyak dikutip pada saat kuliah.
Francis Beaumont, seorang anak yang luar biasa pada permulaan abad ketujuh belas, telah menulis dua buah kisah tragedi ketika dia berusia dua belas tahun, dan sebelum mencapai usia dua puluhan tahun, lakon-lakonnya telah dimainkan di London.
John Milton menulis sajak-sajaknya pada waktu dia berusia sepuluh tahun. Walaupun ayahnya menghendaki supaya dia menjadi pendeta, dia membimbingnya “menjadi seorang manusia jenius” di dunia sastra.
Abraham Cowley baru berusia sepuluh tahun ketika menjadi penyair yang karya-karyanya disukai jutaan orang pada abad ketujuh belas. Dia menulis epik romantik, dan ketika berusia sebelas tahun karyanya sudah matang. Kumpulan sajaknya yang pertama terbit ketika dia berusia lima belas tahun.
Matthew Prior menterjemahkan buku Horace dan Ovid kedalam bahasa Inggris ketika berusia tiga belas tahun.
Alexander Pope pada waktu berusia sepuluh tahun merencanakan studi sepanyang hayatnya secara terperinci dan mulai melakukan terjemahan dari bahasa Yunai dan Latin. Ia menulis Solitude, salah satu sajaknya yang paling digemari orang, pada waktu berusia dua belas tahun. ketika dia sudah mencapai usia tujuh belas tahun, ahli-ahli sastra pada awal abad kedelapan belas dipaksa untuk mengakui dan memperkenankan dia masuk ke dalam kelompok mereka. Pope menulis dalam bukunya Essay On Criticism bahwa :” kemudahan menulis berasal dari seni, bukan kebetulan sekali. Bagai orang yang pintar bergerak ialah yang pintar menari…”.
Penulis muda berbakat dengan karya hebat dan besar selalu ada pada setiap abad.
